Jakarta, CNBC Indonesia - Harga emas dunia dalam sepekan mengalami kenaikan. Kenaikan tersebut terjadi di tengah berbagai sentimen yang hadir dan memberikan dampak yang signifikan. Pada penutupan perdagangan Jumat (2/2/2024), harga emas di pasar spot ditutup melemah di angka US$2.038/troy ons. Hal ini berbanding terbalik dengan penutupan perdagangan Kamis (1/2/2024) yang melonjak naik ke angka US$2.054/troy ons. Sementara secara mingguan, harga emas menguat sekitar 1% dari US$2.018/troy ons menjadi US$2.038/troy ons.
Sebelumnya pada Kamis waktu Indonesia, bank sentral AS (The Fed) menyatakan sikap hawkishnya dengan isyarat bahwa pemangkasan suku bunga di Maret 2024 tidak akan terjadi.
Pada pertemuan tersebut, The Fed juga tetap menahan suku bunganya di level 5,25-5,5%.
Keputusan The Fed menahan suku bunga ini merupakan yang keempat kalinya dalam empat pertemuan terakhir. Keputusan juga sejalan dengan ekspektasi pasar.
The Fed mengerek suku bunga sebesar 525 bps sejak Maret 2022 hingga Juli tahun ini sebelum menahannya pada September, November, Desember 2023, dan Januari.
The Fed dalam pernyataan resminya mengatakan pemangkasan suku bunga tidak layak dilakukan selama mereka belum yakin jika inflasi bergerak ke arah 2%.
Umumnya, ketika The Fed bersikap hawkish, maka DXY akan menguat dan harga emas akan tertekan, namun justru DXY anjlok pada penutupan perdagangan Kamis lalu karena The Fed tetap memberi sinyal untuk tetap menurunkan bunga moneternya.
"Meski tidak menurunkan bunga moneternya dalam waktu dekat, akan tetapi The Fed memberi sinyal untuk tetap menurunkan bunga moneternya, meski tidak dalam waktu dekat dan masih menunggu hasil data inflasi yg lebih rendah dan laju penyerapan tenaga kerja yg melambat," ujar Global Markets Economist di MaybankIndonesia, Myrdal Gunarto.
Kendati harga emas cenderung mengalami kenaikan, namun pada Jumat pekan ini dirilis data pengangguran dan non-farm payrolls (NFP) dengan hasil yang tidak sesuai ekspektasi.
Tingkat pengangguran tetap di angka 3,7% yang berada di bawah konsensus yang sebelumnya memperkirakan akan mengalami kenaikan menjadi 3,8%.
Sedangkan data NFP juga menunjukkan di atas ekspektasi konsensus. Perekonomian AS menambahkan 353 ribu pekerjaan pada bulan Januari 2024, dibandingkan dengan revisi naik sebesar 333 ribu pada bulan Desember, dan jauh di atas perkiraan pasar sebesar 180 ribu.
Ini merupakan kenaikan lapangan kerja terbesar dalam satu tahun, menandakan pasar tenaga kerja masih ketat.
Angka yang jauh di atas konsensus ini memberikan dampak terhadap indeks dolar AS (DXY) yang akhirnya terbang 0,85% ditutup di angka 103,92. Alhasil, harga emas dunia pada penutupan perdagangan Jumat menurun sebesar US$16/troy ons
Sumber: https://www.cnbcindonesia.com/research/20240203075244-128-511369/harga-melonjak-tembus-us--2038-ons-pemilik-emas-silakan-berpesta
Harga emas dunia dalam sepekan mengalami kenaikan
Unrest in Ukraine: Escalating Conflict Drives Surge in Natural Resource Prices
Gilded Gains: Exploring the Surge in Gold Prices from 2020 to 2024 Amidst Global Uncertainty
Unrest in Ukraine: Escalating Conflict Drives Surge in Natural Resource Prices
Fueling Fortunes: Oil Price Increase Reverberates Through Oil Mining Companies' Stocks
Fed Unveils Policy Outlook Following FOMC Meeting: Key Insights and Market Impact
US Stocks Brace for Mining Sector Impact: Factors Shaping Market Price Movements
Renewable Fuels: Pioneering Sustainable Energy Solutions
Driving Progress: Countries at the Forefront of Mining Waste Management
Lithium Mining: Fuelling the Next Wave of Technological Advancement